TRIPRIAU.com - Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir meresmikan branding Bagan Heritage dengan hestek #BalikKeBagan pada Selasa (4/4/17) malam lalu.
Peresmian ini sebagai upaya menggali potensi pariwisata sejarah dan budaya yang ada di kota Bagansiapiapi.
Nah, jika kamu hendak mengunjungi kota yang terkenal sebagai penghasil ikan terbesar kedua di dunia pada masanya ini, berikut beberapa tempat yang wajib kamu kunjungi.
Pelabuhan Lama Bagansiapiapi
Mari mulai petualangan kamu dari tempat bersejarah jaman Belanda ini. Yap, Pelabuhan tua Belanda ini sudah berusia sekitar 93 tahun dan berada di halaman kantor Bea Cukai Bagansiapiapi. Persisnya di Jalan perdagangan.
Di pelabuhan inilah dulu ikan-ikan dari kota Bagansiapiapi di ekspor ke luar negeri. Selain itu juga ada gudang tua yang didirikan Belanda untuk menampung barang-barang yang masuk ke kota Bagansiapiapi.
Bekas pelabuhan tua ini sekarang hanya tinggal besi-besi kuno saja. Air sungai Rokan pun sudah surut dan lahan bekas pelabuhan ini sudah menjadi daratan. Meski begitu, banyak cerita sejarah yang bisa kamu gali di pelabuhan tua ini.
Tugu Perjanjian
Dari Pelabuhan Lama, kamu bisa mengunjungi tugu perjanjian. Letaknya di perempatan Jalan Perdagangan dengan jalan Klenteng. Konon, tugu ini serupa simbol perjanjian antara manusia dengan setan.
Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa yang ada di Bagansiapiapi, tugu perjanjian ini sebagai penjaga kota dari gangguan makhluk jahat. Tugu terdekat hanya berjarak 100 meter saja dari Klenteng In Hok Kiong.
Klenteng In Hok Kiong
Pas sekali, setelah melihat tugu perjanjian, tak jauh dari sana ada klenteng tertua di Bagansiapiapi. Itulah Klenteng In Hok Kiong.
Klenteng ini dibangun kira-kira akhir abad 18. Kerennya lagi, ornamen yang ada di klenteng ini masih sama persis dengan pertama kali dibangun. Keren, kan?
Rumah Kapiten
Gak jauh dari Klenteng In Hok Kiong, persisnya di belakang hotel Lion Bagan, ada rumah Kapiten. Rumah ini juga dibangun sekitar abad 18 akhir. Kapiten ini yang diberikan kekuasaan oleh Belanda untuk memimpin masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi.
Masih banyak barang-barang peninggalan Kapiten di rumah ini. seperti piano yang suka dimainkan oleh Kapiten, dimana tutsnya terbuat dari gading. Selain itu juga ada kursi kayu, meja tempat beribadah Kapiten, bahkan sepeda kecil milik anak Kapiten juga masih bisa kamu lihat disini.
Gedung Bank BRI
Beralih ke Jalan Mawar, kamu bisa mengunjungi gedung Bank BRI lama. Konon katanya ini merupakan cabang kedua Bank BRI di Indonesia setelah di Purwokerto.
Gedung ini dibangun seratus tahun yang lalu, dengan nama awal De Visscherij Bank atau disebut Bank Bagan Madjoe.
Adanya bank ini menjadi bukti betapa kuat dan majunya perekonomian di kota Bagansiapiapi pada jaman dulu.
Gereja Tua Santo Petrus dan Paulus
Jika kamu sering melihat bangunan-bangunan Eropa klasik di film-film, kamu bisa menemukannya secara nyata di Bagansiapiapi.
Gereja Tua ini dibangun dengan desain yang begitu klasik. Melihat ke dalam, keempat jendela besar yang ada di gereja ini memeiliki corak dan motif pada kaca yang berbeda-beda.
Dalam gereja ini juga ada mesin jam tua. Hingga sekarang jam ini masih berfungsi dengan baik. Setiap pergantian waktu, jam ini akan berdentang sesuai waktu yang ditunjukkan.
Mesin ini berada di lantai atas Gereja. Yakin deh, kamu bakal senang melihat arsitektur gereja ini.
Water Leeding
Kalau kamu mau ke water leeding yang dibangun pada tahun 1931 ini, kamu lebih baik menggunakan becak atau kendaraan. Namanya juga water leeding, jadi ini merupakan stasiun pengolahan air peninggalan Belanda.
Rumah Sakit RM Pratomo
Sesuai namanya, rumah sakit ini dibangun oleh RM Pratomo, seorang alumni Stovia. Rumah sakit ini didirikan tahun 1925 yang sekarang dikenal dengan rumah sakit daerah Rokan Hilir.
Asrama Brimob
Asrama Brimob ini dibangun di tahun yang sama dengan gereja Santo Petrus & Paulus. Dulunya ini merupakan rumah kesusteran sebelum dialih fungsikan menjadi asrama.
Penulis: Tika Azaria
Editor: Rio Sunera
Comments
Post a Comment